Jumat, 09 Februari 2018

Lampung: Tanah Sumatera Rasa Jawa

Liburan kali ini adalah hadiah setahun lebih perjuanganku menyelesaikan skripsi. Alhamdulillah, walaupun butuh sebulan menunggunya karena menghindari ramainya liburan tahun baru. Aku dan temanku pergi ke tanah Lampung, Sumatera Selatan. Yup, tujuan wisata kali ini full main air laut yang kalau kena di hidung dan mata pedih, tapi tak sepedih cerita cinta kita wkwk. Awalnya kami sebenernya ingin ke Belitung, tapi sayang oh sayang uangku habis kebeli baju wisuda dan segala macem hahahah. Sempet, temenku kecewa enggak jadi ke Belitung, tapi akhirnya dia bahagia juga (Yaiyalah trip kali ini pemandangannya bagus banget). Yup, kami ke jalan-jalan ke Pulau Pahawang, tapiii ternyata enggak cuma Pulau Pahawang aja sih, juga Pulau Pahawang Kecil dan Pulau Kelagian. Okay gaes, tetep simak cerita selanjutnya dibawah ya.

Source: Pribadi
 DAY 1
Hari pertama adalah hari penuh perjuangan. Sekitar jam 07.30 kami berangkat naik Bus Primajasa jurusan Merak. Selama hampir 4 jam kami duduk manis di bus itu diselingi dengan para pengamen yang berbeda-beda dan juga asongan. Lebih parahnya lagi adalah jalanan macet karena malem Jum'at. Dari semua hal yang enggak aku suka naik bus atau mobil adalah macet, enggak bisa nyalip kayak naik motor (emangnya Rossi apa? wkwk). Dengan modal 30 ribu sekali jalan, kami diberi fasilitas bus AC yang nyaman. Karena AC-nya terlalu dingin, bodohnya diriku lupa membawa jaket. Ingetnya aku adalah biasanya cuaca di pulau kecil lebih panas seperti di Pulau Tidung, tapi aku lupa perjalanan malam yang dingin menembus kulitku. Aishh menyebalkan, rasanya dingin tanpa kehangatannya (jaket maksudnya). Jam 11.30 malam, kami sampai di depan pelabuhan Merak dan suasana pelabuhan rame gaes. Pusing liat bis parkir sembarangan di tepi jalan. Kami berdua berkumpul lebih dulu di depan Alfaexpress, menemui tour guide kita: Mas Koko (Sempet chat, manggil nama dia aja, aku kira dia ada keturunan Chinese karena Koko dalam bahasa Mandarin-Indonesia adalah kakak laki-laki. Eh enggak taunya dia orang Indonesia tulen, duh).
 
Setelah berkumpul dan berdoa. kami pun masuk ke pelabuhan Merak. Karena aku pakai jasa trip paket, aku enggak tau berapa harga tiket kapalnya. Saat aku melewati loket, harganya 15 ribu dewasa dan 5 ribu anak. Lucunya, saat aku memasuki kapal Ferry, dikenakan biaya tambahan sebesar 10 - 20 ribu jika mau duduk dengan kursi nyaman atau lesehan. Karena kami berdua terlalu lelah di jalan dan kurang tidur, kami menyewa kamar dengan 2 tempat tidur seharga 100 ribu yang lumayan buat mejemin mata. Tempatnya kecil kayak di film Titanic dengan dinding Vintage dan juga lukisan-lukisan bunga yang mempercantiknya. Daaan disini lagi-lagi aku harus bertarung melawan dingin! AC-nya lebih parah daripada di bus. Untung di dalam kamar ada selimut, badanku bersembunyi dibalik selimut haha. Dengan segala kenorakan kami di dalam kapal Ferry, dimulai dengan suara jangkar yang ditarik tepat di depan kamar kami dan juga goyangan kapalnya. Akhirnya kami pun tertidur sepanjang perjalanan di kapal selama hampir 3 jam.

DAY 2
Tiba-tiba aku membuka kedua mataku. Jam berapa ini? Kok kapalnya berhenti bergoyang? Jangan bilang pelabuhan Bakauheni kelewat karena ketiduran. Aku langsung cek jam di hpku, waktu menunjukkan jam sekitar 2.45 Harap-harap cemas semoga enggak terlewat. Kulihat temanku masih tertidur nyeyak. Tak lama suara pintu di ketuk. Staff kapal memberitahu kita bahwa kapal sudah sampai di Pelabuhan Bakauheni. Alhamdulillah, enggak kelewat wkwk. Eitt, sebelum meninggalkan kapal, foto dikit boleh lah haha.
Di kapal Fery               Source: Pribadi
Taadaaa! Selamat datang di Pulau Sumatera. Kami pun di sambut meriah dengan hujan deras yang cuma lewat. Kami pun masuk ke bus mini travel menuju ke Dermaga Ketapang. Perjalanan memakan waktu sekitar 5 jam, rasanya nyaris seperti pulang kampung. Sampai di Dermaga Ketapang, kami sarapan nasi uduk terlebih dahulu, lalu mengambil alat snokeling dan kaki katak. Kami pun berangkat naik kapal kayu menuju spot snorkeling Tanjung Putus, Didalam laut sana, ada tulisan Selamat Datang ditemani dengan ikan-ikan garis-garis biru kecil yang mirip di Pulau Tidung. Sayang, kondisi tubuhku enggak fit hari itu karena angin malam dan kurang tidur juga. Aku pun kembali ke perahu, dan apa yang aku khawatirkan terjadi juga yaitu mabuk laut untuk pertama kalinya. Rasanya pengen cepet-cepet ke homestay hahah, payah. Gara-gara mabuk laut, aku melewatkan sesi foto underwater disana, sedih.

Dermaga Ketapang             Source: Pribadi
Spot Snorkeling              Source :Pribadi
Next, kami pun ke homestay yang bertempat di Pulau Pahawang Besar. Disana orangnya ramah-ramah dan terasa sekali saling gotong royongnya. Yang bikin aku takjub adalah sepertinya daerah Lampung, membuat produksi air mineral sendiri dan enggak kalah segarnya dengan produk *qua. Juga, pasokan listrik mereka memakai mesin diesel. Wah, mereka mandiri ya! 

Waktu istirahat hanya beberapa jam. Bukannya tidur sebentar, temanku mlah ngajak keluar, foto-foto di bibir pantai. Benar-benar temanku yang satu ini energinya enggak habis-habis. Akupun pasrah sajalah, toh disini cuma 2 hari harus bisa mengabadikan momen sebanyak-banyaknya. 

Pantai di Pulau Pahawang Besar            Source: Pribadi

Pantai di Pulau Pahawang Besar                Source:Pribadi
 Dan selanjutnya kami ke Rumah Nemo. Semangat 45, aku kembali snorkeling! Kali ini badanku bisa diajak kompromi haha. Dengan bantuan guide, aku ditarik masuk dibawah laut agak dalam untuk sesi foto bersama Nemo. Hanya beberapa detik aku bisa bertahan nafas, karena tak terbiasa. Seperti ada tekanan di dalam kepalaku. Setelah selesai foto underwater, kami pun berkeliling mengitari rumah Nemo. Disana aku bisa melihat terumbu karang yang disusun dengan rapi seperti sawah, ada juga rumah nemo yang persis seperti di film Finding Nemo. Bahkan temanku melihat ada Dorry. Duh semoga aku masuk dalam film Finding Nemo kali ini wkwk. Sayangnya, saat berbagai macam ikan berkumpul di satu spot, kacamataku terlalu buram karena embun plus mata minusku. Aku cuma bisa lihat segerombolan ikan mondar-mandir di depanku dan itu keren.
Snorkeling di Rumah Nemo            Source: Pribadi
Setelah puas snorkeling, kami pun ke Pulau Pahawang Kecil dan Oh My God! Pasir Putihnya halus banget, ini mirip dengan Pantai Pandawa, Bali. Bagusnya lagi, laut seperti terbelah menjadi dua, membentuk jalan dari pulau satu ke pulau lainnya. Kami pun menikmati mengabadikannya dengan foto-foto. Ada hal yang menarik disni, yaitu ada dua kepiting warnanya berkilau mirip sekali dengan pasir putih dan mereka saling bertindihan. Kami pun berteriak karena dekat dengan kaki kami, kepitingnya pun langsung bubar dan bersembunyi di timbunan pasir putih wkwk.
Pahawang Kecil        Source: Pribadi
Pas Maghrib, kami pun kembali ke homestay. Yang lain pada barbque-an cuma aku dan temanku yang tidur dari isya sampai esoknya. Teman-teman travel lainnya enggak tega membangunkan kami karena kami tertidur nyenyak haha. Seneng banget teman-teman travel kami sangat baik-baik, ramah, dan saling bantu, bahagianya kami terlihat paling muda disini hehe.

DAY 3
Sekitar jam 4.30 pagi kami sholat dan mandi, ingin mengejar sunrise. Sayang sekali, cuaca mendung jadinya enggak begitu kelihatan. Setelah puas foto-foto, kami kembali ke homestay untuk sarapan dan packing bawaan kami. Ternyataaa,, bawaannya tambah berat karena pakaian kemarin belum terlalu kering. Tambah kuruslah ni badan wkwk.

Perjalanan pulang lagi-lagi diantar dengan kapal kayu. Sebelum sampai ke Dermaga Ketapang, kami mampir ke Cukuh Bedil, tempat dimana candi-candi terletah dibawah laut. Namun sayang, terlalu banyak ubur-ubur disana sehingga kami lanjut ke Gosong Bekri dimana banyak terumbu kerang disana. Tapiiii, kami enggak ikutan snorkeling disana karena persiapan untuk perjalanan yang panjang wkwk. Next, wisata terakhir kami: Pulau Kelagian Kecil. Ini adalah pulau dan pantai tercantik yang pernah kukunjungi. Variasi warna putih pasirnya, biru muda dan biru tua sangat pas dan dikelilingi bukit-bukit gunung tinggi disekitarnya. Pemandangan yang luar biasa, aku makin jatuh cinta dengan Indonesia karna keindahan alamnya.
Pantai diPulau Kelagian                       Source: Pribadi
 Finally, kami pun kembali melanjutkan ke Dermaga Ketapang dan pulang ke Jakarta. Hmm, bagus sih dan seru tapiii kurang lama! Yahh, namanya juga anak muda yang penasaran tentang banyak hal, mau lelah kayak apapun pasti enggak kerasa, eh ujung-ujungnya badan berasa remuk wkwk. But, it's worth it loh! Nambah pengalaman.  Sayangnya di Pulau Pahawang, aku enggak bisa mencoba masakan udang atau cumi laut khas sana karena memang enggak tersedia disana. Aku harus mampir ke Bandar Lampung yang enggak mungkin karna aku pakai jasa travel. Yasudahlah, tak apa mungkin lain kali kalau ada kesempatan lagi.

Saat perjalanan pulang, aku baru tersadar. Ternyata pulau Sumatera benar-benar dipenuhi dengan bukit-bukit tinggi di saat perjalanan ke Pelabuhan Bakauheni. Bahkan di samping tebing, ada lautnya. Berbeda sekali dengan jalan utara pulau Jawa yang rata-rata lebih landai dan bukitnya tak sebanyak di Sumatera. Jika di Pulau Bali terasa kental sekali budaya dan agamanya, kalau di Pulau Sumatera terasa sekali orang Jawa atau Sundanya. Aku pernah membaca satu artikel tentang Lampung yang kukira ada di Kalimantan (wkwk), bahwa Lampung kehilangan identitasnya dimana orang Jawa lebih banyak tinggal di Lampung ketimbang warga aslinya. Layaknya seperti Jakarta yang kehilangan Betawinya. Padahal aku penasaran bentuk rupa mereka seperti apa? Putih ga ya kulitnya? dan bahasanya seperti apa? Bagaimana dengan masakannya? Wah sayang sekali, untuk soal budaya disana kurang dapet ya. 

Okay, sampai disini cerita travellingku. Semoga, next time bisa lanjutin lagi dengan cerita seru lainnya yang tentu dengan tempat berbedaa. Yeah, aku harap aku bisa menemui pantai, laut dan pulau kecil lagi. Aku suka travelling di laut karna udang dan cumi-cumi tinggal disana wkwk. Dan semakin sering aku mengunjungi berbagai pulau, semakin aku suka dengan Indonesia yang keindahan alamnya semakin mempesona.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Followers

Search This Blog

Embun yang Dingin / Lautan Cinta

  Berikut ada 14 bagian masa-masa Lay Zhang bersama EXO: Panas yang Hebat / Pertama kalinya aku diatas panggung Akhir dari Panas / Api Embun...

Daily Blogger Pro Review Competition

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.