Senin, 12 Februari 2018

Pengalaman Melamar Kerja di Eye Level

Pejuang pencari loker ternyata masih berlangsung, kali ini dapat tes dan sesi interview dari Eye Level dari Institut Penelitian Pendidikan Daekyo, tempat les khusus Bahasa Inggris dan Matematika untuk anak-anak TK sampai SMP. Ternyata pendiri Eye Level ini sendiri adalah orang Korea yang didirkan oleh Young Joong Kang PhD dan telah diakui sebagai perusahaan pendidikan No.1 di Korea. Ya ya ya, kayaknya Korea memang lagi naik daun banget ya. Saking banyaknya lamaran yang aku kirim, aku sampai enggak ngeh sama tempat les ini hehe. Untuk persyaratan lamarannya cukup unggah file Resume dan isi biodata di jobstreet. Setelah itu tinggal tunggu panggilan alam, eh maksudnya panggilan kerja hehe. Alhamdulillah dapet panggilan tes dan wawancara.

Source: link
 Jenis tes-nya enggak serumit kayak pertama kali aku ngelamar kerja di English First. Kali ini lebih santai dan hanya tes psikologi yang sudah pernah ku diskusikan dulu saat aku masih mahasiswa dengan teman SMA-ku yang sekarang masuk jurusan psikologi (Berterimakasih banget sama temenku satu ini, Alhamdulillah aku lolos tes psikologi ini) . Langsung cus aja tes psikologi kayak gimana sih yang dimaksud.

1. Mengisi lembar form
Source: link
 Hampir sama dengan sebelumnya, mengisi lembar form yang berisi biodata kita, pengalaman kerja, pernah les dimana aja, riwayat pendidikan, anggota keluarga, riwayat kesehatan, gaji yang diharapkan dan masih banyak lagi. Sedikit berbeda dari EF, disini ada tambahan yaitu menjelaskan kelebihan dan kelemahan pelamar miliki dan sifat apa yang dibutuhkan dalam mengajar. Beruntungnya, aku sudah mendalami kepribadianku sendiri dan mengisi dengan sejujur-jujurnya. Walaupun agak sedikit merayu juga sih haha, biarin namanya juga usaha wkwk.

2. Menggambar orang
Source: link
 Disinilah letak kepribadian (mungkin) kita dianalisis. Jadi, aku diberi selembar kertas, kertas depan diisi dengan gambar satu atau dua orang yang sedang melakukan sesuatu. Sedangkan kertas belakang diisi dengan nama, umur, cita-cita, orang itu sedang melakukan apa, kelemahan dan kelebihan. Aku melirik temanku sebelah yang asik menggambar, gambarnya bagus dan rapi sedang menggambar seorang wanita cantik berkerudung sedang mengajar di depan kelas. Oke, menurutku itu terlalu mainstream. Semua pelamar pasti kepikiran seperti itu juga. Aku pun mengambil inisiatif, karena tempat les ini diperuntukkan anak-anak kecil yang terlewat dipikiranku adalah ibuku yang telaten mengajariku saat aku masih kecil. Bahkan aku masih inget bentakan sayangnya karna daya tangkapku yang bisa dibilang lambat daripada anak lain hahahah. Juga, aku adalah penggemar pertama dan kelas berat ibuku. Dengan percaya diri aku menggambar ibuku yang sedang mengajari aku yang masih kanak-kanak. Walaupun enggak sebagus gambar seperti tetangga sebelah, tapi aku tau dan yakin psikolog enggak menilai gambarnya bagus atau tidak. Tapi dari kepribadian dan juga lingkungan yang dituangkan di dalam gambar yang aku buat.

3. Menggambar pohon
Source: link
 Pohon ibarat mendeskripsikan kondisi keluarga. Akar diibaratkan seberapa dalam hubungan kita antara keluarga, buah mendeskripsikan seberapa harmonis hubungan dengan keluarga, bahkan detail ranting dan daun juga diperhitungkan. Saat itu, seperti biasa diberi kertas selembar lagi dengan aturan yang sama. Namun diisi dengan nama pohonnya aja dan pohon itu harus berakar tunggang. Aku pun menggambar pohon mangga dengan akar tunggang yang menancap dalam sampai mendekati ujung kertas, ranting dan daun yang lumayan mendetail hingga mendekati atas kiri kanan ujung kertas dan banyak buah mangga yang siap dipetik. Sehingga gambarku terkesan full dan juga mendeskripsikan hubungan keluarga yang positif.

4. Tes logika
Source: link
Dari berbagai macam tes psikologi yang pernah aku temui, yang paling menyebalkan ya tes logika. Ketika aku harus bertemu dengan deret angka lagi. Kali ini, selain tes deret angka, ada tes sinonim bahasa Indonesia dan Inggris. Awalnya sih mudah tapi makin kebelakang makin susah. Hanya 20 menit waktu diberikan untuk mengerjakan 50 soal tes logika. Dan diisi semampunya aja. Dari 50 soal, sekitar 25 soal aku bisa jawab. Duh kalo ini enggak tau deh ya lolos apa engga wkwk.

5. Wawancara
Source: link
Wawancara kali ini menurutku lucu. Ketika sang pelamar yang harusnya banyak ngomong dan show off kemampuan retorika kita, tapi ini pewawancaranya yang lebih banyak ngomongnya. Wah, aku malah bersyukur jadi enggak grogi hehe. Dan tanpa aku ngomong Korea satu kata pun, dia malah ngomongin pemilik pemuda tampan yang memiliki tempat les ini yang mampir beberapa bulan sekali, dan dia recommend kalau bisa bahasa Korea. Duh mbak, aku cuma bisa ngomong anyyeonghaseyo doang dan lagipula udah kaga bisa ngeliat orang yang lebih tampan selain .... (isi sendiri haha) Menurutku, HRD adalah orang ter-php yang pernah kutemui, kadang juga SKSD. Wajarlah ya, soalnya mereka membawa nama perusahaan dan ingin memberikan kesan positif untuk perusahaan.

Karena ini lamaran kedua, enggak se-grogi yang dulu dan lebih percaya diri juga nyaman dengan diri sendiri. Mungkin karna lebih relax, Alhamdulillah aku dapat kesempatan untuk practical training yeay! Cerita practical training akan berlanjut di posting selanjutnya. Stay tune gaes!
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Followers

Search This Blog

Embun yang Dingin / Lautan Cinta

  Berikut ada 14 bagian masa-masa Lay Zhang bersama EXO: Panas yang Hebat / Pertama kalinya aku diatas panggung Akhir dari Panas / Api Embun...

Daily Blogger Pro Review Competition

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.