Tampilkan postingan dengan label Life. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Life. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 11 Juli 2020

Tips Menghadapi Quarter Life Crisis di umur 1/4 Abad

Hari ini aku duduk di meja kerja ku, menunggu pendaftaran tempat les yang ku dirikan 2 tahun lalu. Tak sengaja membaca tulisan blogku setahun lalu. Setelah beberapa tahun lalu menghadapi banyak tantangan hidup menghadapi Quarter Life Crisis. Dari soal pekerjaan, tuntutan pernikahan, dan pertemanan bener-bener semua jadi satu sampai-sampai bener-bener kehilangan arah dan gak tau harus melakukan apa dan gimana caranya menghadapi apa yang harus kuhadapi. Serba salah dan nge-stuck. Alhamdulillah, tahun ini jauh lebih baik. Dari mulai gila baca buku-buku self-improvement (awal-awal hampir tiap bulan pasti beli buku hehe), menulis diary, dan melanjutkan meraih mimpi gilaku haha.

Then, TaaDaa I found myself again. Ke-bodo amat-an ku kembali lagi, yippie. Sekarang, jauh lebih tenang dan menikmati hidup dalam berproses setiap detiknya. Melakukan sesuatu sendiri jadi gak masalah buatku, melakukan sesuatu bersama teman-teman juga sama senangnya.

Disini bodo amat bukan berarti gak peduli atau cuek banget ya, lebih ke tau batasan hidup, dan tau mana yang bisa dikendalikan dan mana yang tidak. Maksudnya? Akan kujabarkan di poin-poin bawah ini ya sekaligus memberikan tips-tips gimana sih caranya menghadapi Quarte Life Crisis

1) Turn Down Your Expectation

https://scontent-xsp1-2.xx.fbcdn.net/v/t1.0-9/53421339_1023429967849853_6730401215269568512_o.jpg?_nc_cat=107&_nc_sid=9267fe&_nc_ohc=TObDP_OhN-gAX9anCKM&_nc_ht=scontent-xsp1-2.xx&oh=b5ee855ffbceee179923888296bc0d7c&oe=5F2DDB8D
Source: link

"Life without expectation is safe and sound, you will be grateful what God give to you. Every single day feels like a surprise gift."
Turunkan ekspektasimu, serius yang membuat kita kecewa bukan karena kita ditolak kerja di perusahaan yang diidamkan, pasangan gak seromantis kayak di drama korea, atau temen gak memahami kita, tapi kita kecewa karena ekspektasi kita yang terlalu tinggi. Berharap apa yang kita bayangkan bisa terjadi di dunia nyata. Faktanya: seringnya sih gak sesuai ekspektasi, yang akhirnya kita lebih fokus kecewa ketimbang menghargai usaha diri kita sendiri atau orang lain.

Sadar gak sadar ini bisa menjadi racun gak cuma kamu doang yang kena tapi orang lain bisa kena dampaknya juga. Ingat, kamu juga manusia, orang lain juga sama-sama masih manusia. Pasti ada kalanya secara sengaja atau gak sengaja kita pernah membuat orang lain kecewa. Jadi maafkanlah dirimu yang membuat ekspektasi terlalu tinggi dan mereka yang pernah membuatmu kecewa. Hidup juga tidak selalu sesuai keinginanmu dan berputar di dirimu saja. Ada kalanya kamu harus menerima dan bersabar dengan kenyataannya.

2) People are Temporary

https://66.media.tumblr.com/7feeae33069257852476b4a7e2d8eb51/tumblr_pb6m5d2ncA1s02iuco1_1280.jpg
Source : Link

"People easy come and easy go, and this is normal. One thing you should know: don't depend on people but depend on yourself and God. So when people leave you, you still have yourself and God that always beside you."

Dulu pasti kita punya seseorang yang membuat kita merasa nyaman entah teman atau pacar (eaa) eh tapi sekarang boro-boro lah kalau diajak ngobrol nyambung dan jadinya malah gak nyaman, eh atau malah lost contact? Harapanmu saat itu adalah "semoga aku dan dia bisa ke pelaminan dan bahagia hingga akhir hayat." atau "semoga pertemanan ini langgeng sampai kita tua nanti."

Faktanya: tiba-tiba ditengah jalan putus, atau merasa dia udah beda tidak seperti yang duluuu uwooo wkwk. Kalau di pertemanan, tiba-tiba lost contact aja karena terlampau sibuk dengan kerjaanya atau jalan hidupnya yang diambil udah beda sama kamu.

Well, menurutku ini sih hal yang wajar. Hidup terus berlanjut, dan setiap insan di dunia ini terus berkembang dari waktu ke waktu. Dan yang paling pasti adalah hati manusia sangat mudah dibolak-balikan hatinya. Jadi wajar kalau hari ini merasa nyaman, eh tahun depan udah beda lagi ceritanya.

Merasa kehilangan pun juga normal dan wajar, tapi jangan sampai dirimu tersesat hanya karena ingin membuat orang lain tetap tinggal di hidupmu, sehingga kamu cenderung bergantung kepada mereka. Karena gak semua orang akan terus satu jalan sama kamu, relakanlah mereka pergi jika mereka memilih pergi. (Tsaahhh)

3) Understand What You Can and Can't Control

https://scontent-xsp1-2.xx.fbcdn.net/v/t1.0-9/56162070_2297705643620180_3911512035992535040_n.jpg?_nc_cat=104&_nc_sid=9267fe&_nc_ohc=x5lfxigFqDsAX9J5UPs&_nc_ht=scontent-xsp1-2.xx&oh=5093b12c487f18ecd0fe1468195ed3d6&oe=5F2FA1BE
Source: Link

 "By knowing what you CAN and CANNOT control, you can see the world differently."

Pahami apa saja yang bisa kamu kendalikan dan yang tidak bisa kamu kendalikan. Aku pun baru sadar setelah baca beberapa buku self-improvement. Semua akar dari insecurity, merasa tertinggal, takut gagal, takut gak sukses, takut gak nikah-nikah, dan segala macam bentuk kekhawatiran yang umum di masa Quarter Life Crisis, adalah karena kita selalu kepikiran dengan hal-hal yang gak bisa kita kendalikan. Contoh sesuatu yang TIDAK bisa kita kendalikan:
  • Virus Corona yang menular hampir ke seluruh penjuru dunia atau bencana alam yang diluar kendali dan kuasa kita
  • Sikap orang lain ke kita
  • Opini orang lain terhadap kita
  • Pilihan hidup orang lain
  • Menerima atau tidak nasehat yang kita berikan
  • Perasaan orang lain terhadap kita
  • Popularitas
  • Kesehatan
  • Kekayaan
  • Kondisi saat kita lahir seperti jenis kelamin, orang tua, keluarga, dll
Sedangkan, contoh sesuatu yang BISA kita kendalikan:
  • Opini atau persepsi kita
  • Keinginan kita
  • Tujuan kita
  • Pilihan hidup yang di ambil
  • Reaksi dan sikap kita
  • Usaha kita
  • Pikiran kita
  • Perasaan kita, dll
Misalnya nih, saat awal-awal virus corona pertama kali masuk ke Indonesia banyak sekali informasi dari sosial media. Sampai-sampai kita kewalahan menerima informasi dan buta mana berita yang hoax dan mana yang bener bener asli. Kita jadi overthinking, takut tertular virus satu ini. Padahal kalau terus dibawa pikiran, tidak baik untuk kekebalan tubuh kita. Kita gak bisa menyuruh media untuk stop berita virus Corona atau Corona-nya dilarang masuk ke Indonesia wkwk, tapi kita bisa melakukan apa yang bisa kita kendalikan dan lakukan seperti mencuci tangan dengan sabun, memakai masker dan jaga jarak. Setidaknya ini menunjukkan usaha kita untuk mencegahnya, dan puasa sosial media jika diperlukan, agar gak terlalu overthinking. See? terlihat kan mana yang bisa dikendalikan dan mana yang tidak.

Contoh lain lagi, kita pasti pernah merasa tertinggal saat kita melihat teman-teman kita kelihatannya lebih sukses dan kaya daripada kita, udah lulus duluan daripada kita, udah menikah duluan daripada kita, atau udah punya anak duluan daripada kita, dan masih banyak lagii yang pada akhirnya kita lebih sering membandingkan hidup kita dengan orang lain ketimbang memperbaiki diri sendiri.

Dalem hati, "Kok hidup gue gini-gini aja ya?" Tenang bro and sis, lu gak sendiri dan ini wajar banget mengingat umur kita yang sudah berkepala 2 ini. Menurut pengamatan gue, kita ini udah terbiasa dari kecil secara gak sadar tertanam mindset umur 6 atau 7 tahun harus sudah masuk SD, umur 12-13 tahun sudah SMP, hingga kita kuliah. Semakin cepet lulus, semakin dipandang keren oleh orang-orang. Begitu juga saat mau menikah atau sukses, patokannya UMUR, semakin cepat semakin WOW dan semakin maju ke depan (macem kek motor H*nda hahaha). 

Realitanya: Apapun keputusan hidup yang kamu ambil punya resikonya masing-masing dan gak melulu cuma "agar aku bahagia, agar ortu bahagia, agar doi bahagia" Big NO NO NO. Kita sering tertipu dengan momen kebahagiaan orang lain di story orang-orang, dan membayangkan diri ini bisa bahagia kayak mereka. "Andai aku punya suami ganteng / istri cantik kayak dia pasti aku bahagia, Andai aku setajir dia pasti aku akan bahagia, Andai aku populer kayak dia pasti aku bla bla bla." Eh saking banyak mimpinya, lupa bangun dia wkwk. Kita jadi cenderung lebih siap menerima kebahagiaan yang semu ketimbang menerima resiko dan mempersiapkan diri untuk menghadapi resiko tersebut.

Misal nih ya, banyak cewek-cewek tuh tertipu dengan konsep pernikahan macem Cinderella yang endingnya "Dan akhirnya mereka hidup bahagia selamanya" lalu tamat. Yee kali, menikah selalu bahagia selamanya wkwk halu. Orang yang menikah cenderung menutup masalah pernikahan mereka dan hanya menunjukkan ke-uwu-an dan keromantisan mereka berdua di sosmed. Tapi saat diamati di dunia nyata, ya gak selalu begitu pasti ada kesalahpahaman lah, perbedaan pendapat lah, ego yang masih tinggi lah dan itu jauh lebih ribet daripada resiko saat masih bujangan. Masalah sama pasangan belom selesai, eh masalah mertua mengikuti wayoloo. Ya kali, elu nikah cuma mau menyatukan elu sama pasangan doang, pastinya elu juga kudu menyatu sama keluarga besar doi juga.

Makannya, daripada meratapinya, mending bersyukur deh masih diberi kesempatan untuk memperbaiki diri sendiri untuk bekal di masa depan nanti. Nah ini nih, salah satu yang bisa kita kendalikan, kita gak bisa nyuruh orang lain untuk STOP kegiatan mereka di storynya, atau kita gak bisa nyuruh society STOP nanyain "kapan lulus? kapan kerja? kapan nikah? kapan punya anak? Gak malu sama umur?". Itu semua benar-benar diluar kendali kita. Tapi kita bisa cari jalan keluarnya dengan cara membuat prinsip kehidupan kita sendiri, punya goals dan garis finishnya sendiri, tau apa saja yang sebenernya kita butuhkan, dan bagian diri kita yang mana yang bisa perbaiki. Terus tanya dirimu setiap kali membuat keputusan penting di dalam hidupmu itu.


Mudah ya kalau nulis ini wkwk, faktanya bener-bener harus sering dibanyakin latihan agar makin teguh pendiriannya dan gak gampang kebawa arus trend mindset-mindset yang menurutku kurang tepat dan bijak.

4) Let the Past Teach You a Lesson

https://i.pinimg.com/564x/c1/51/68/c151684842be59cd0be324b4a5e20d9f.jpg
Source : Link
"Whatever the past hurts you, it won't change anything EXCEPT you accept it and take the lesson from it, then move on and carry on your life."
Biarkanlah masa lalumu mengajarkanmu sebuah pelajaran, entah karena kesalahanmu atau kesalahan orang lain. Gak ada orang yang hidupnya selalu bahagia terus, gak ada. Pasti kita pernah disakiti atau menyakiti orang lain, pasti pernah. Saat kita disakiti orang lain rasanya ingin sekali balas dendam menyakiti orang itu juga, mengharapkan orang itu meminta maaf duluan, tapi giliran kita menyakiti orang lain, kita mengharapkan permintaan maaf kita diterima. Menyakiti dan disakiti benar-benar seperti lingkaran setan jika kita masih menaruh dendam ke orang lain dan jadi racun untuk diri sendiri jika tidak diselesaikan dengan baik-baik. Kebanyakan dari kita lebih senang melarikan diri karena itu jalan tercepat untuk menghindari konflik berkepanjangan, yang biasanya berujung dengan penyesalan atau dendam kesumat yang gak selesai-selesai.

Kalau artikel Psikologi yang pernah kubaca, maafkanlah dirimu dahulu dan maafkanlah mereka yang telah menyakitimu. Jika, hubunganmu dengan ortu, teman atau pasangan masih bisa diperbaiki, perbaikilah, Tapi jika tidak, cukup tau dan jaga sikap dan kendalikan reaksimu. Dendam hanya bikin kamu sakit bukan fisiknya tapi mentalnya yang lebih beresiko. Bermain cantiklah dengan fokus ke peningkatan value dan skill dirimu. Talk Less, Do More lah.

Ambil dan petik pelajarannya, buang rasa sakitnya pelan-pelan meskipun itu butuh waktu yang lama. Healing takes time and effort, so enjoy your process of healing. Saat kamu melihat masa lalumu nanti, kamu akan tersenyum bahwa kamu telah berhasil melewati masa masa sulit dan menyembuhkan luka dirimu sendiri tanpa harus menyakiti orang lain.

Semua tips ini berdasarkan pengalaman pribadi dan orang lain, solusinya kudapatkan dari membaca beberapa buku, diskusi dengan orang yang paham psikologi, dan artikel yang kubaca dari beberapa sumber. Aku sangat sangat menerima masukan atau koreksi dari tulisan ku ini yang masih jauh dari kata sempurna. Kalian bisa tulis komentar disini yaaa...

 Oh ya dua kalimat yang selalu aku ucapkan atau kutulis untuk diriku sendiri alias Self-Talk:
"Aku tidak bisa mengubah masa lalu, tapi aku bisa menemani mu menghadapinya."
"Aku tidak tau masa depanku seperti apa, tapi aku tau apa yang harus aku lakukan hari ini. Meskipun belum tentu menjamin kesuksesan, bukankah lega bisa melakukan sesuatu yang bermanfaat hari ini?"
Share:

Rabu, 20 Maret 2019

My Journey: My First Day Attending TESOL Training at JLA

Haiiii apakabar? Heheheheheh. Kali ini aku mau cerita pengalamanku mendapatkan beasiswa TESOL (Teaching English to Speakers of Other Language) Training dari JLA (Jakarta Language Academy). Enggak nyangka kan? Aku juga enggak nyangka hehe. Setelah menemui banyak penolakan sana-sini entah itu dari lamaran kerja, volunteer dan masih banyak lagi akhirnya ada salah satu yang nyangkut alias keterima jadi penerima salah satu beasiswa full class seharga 16 juta Rupiah. Wow, mungkin bagi orang yang kebanyakan duit itu enggak seberapa. Tapi, bagiku ini adalah suatu pengalaman yang berharga dan membanggakan, plus saya suka yang gratis heheheh. Aku dapet info ini dari grup WA kampus dan seperti biasa awalnya aku ragu mau ikut atau enggak. Setelah dipikir-pikir yaudahlah iseng dicoba aja, soal keterima apa kaga urusan belakangan. Saat itu aku mendaftar beasiswanya via online. Lumayan banyak data yang harus diisi, aku sampe 3 kali isi ulang data karena nge-stuck di pertanyaan-pertanyaan terakhir. Yang aku ingat pertanyaan-pertanyaan itu seputar pengajaran dan opiniku soal itu, dan aku butuh beberapa hari memastikan jawabanku terkonsep dan minim dari kesalahan kata dan grammar. Fiyuh, aku sampe nyuri-nyuri waktu saat ngajar karena kalau dirumah terganggu dengan hp dan internet. Setelah submit, aku menunggu hasilnya keterima apa enggak dan menunggunya itu lumayan lama. Aku daftar tahun kemarin dan akhirnya dinyatakan keterima di awal tahun ini. Aku aja sampe lupa loh sama beasiswa ini wkwk.

Image result for Jakarta Language Academy
Source: https://www.jakartalanguageacademy.com/
Pasti ada yang nanya apasih itu JLA? Oke, JLA adalah lembaga yang menyediakan program pemberdayaan guru, salah satu programnya adalah TESOL. Terus TESOL itu apa? apa yang pertama kali terfikirkan dibenakmu? Kalau aku, pertama kali lihat tulisan TESOL mengira sama artinya dengan TESL (Teaching English as Second Language) atau TEFL (Teaching English as Foreign language). Dan boom! Ternyata mereka semua berbeda bung. Kalau TESOL adalah pengajaran bahasa inggris untuk orang-orang yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris. Kalau TESL adalah pengajaran bahasa Inggris kepada orang-orang yang menggunakan bahasa Inggris sebagai percakapan sehari-hari. Contohnya seperti negara Singapura dan India. Sedangkan TEFL adalah pengajaran bahasa Inggris untuk orang-orang yang menggunakan bahasa Inggris hanya untuk suatu kepentingan seperti travelling ke luar negeri, melamar pekerjaan dan masih banyak lagi. Contoh negaranya adalah Indonesia. Ada lagi nih yang namanya TEAL (Teaching English as Additional Language) yang artinya pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa tambahan. Maksudnya adalah bahasa Inggris disini bukan sebagai bahasa kedua lagi, tapi bisa sebagai bahasa ketiga atau keempat dan seterusnya. Contohnya adalah seseorang dari Indonesia khususnya orang Jawa, biasanya bisa bahasa Indonesia dan Jawa lalu dia juga fasih berbahasa Inggris maka disini bahasa Inggris menempati urutan ketiga. 

Kebetulan aku pernah belajar TEFL di kampus. Ingatan-ingatan di kampus berusaha kuingat namun yang tersisa hanyalah nama buku yang direkomendasikan oleh dosen favoritku dulu: Jeremy Harmer. Dan benar saja, guru yang mengajar training ini menggunakan buku itu. Ngomongin soal guru, ternyata aku pernah bertemu guru ini di kampusku. Saat itu, dia masuk ke ruangan dosen ngomong pakai bahasa Inggris, tapi pas aku duduk di ruang tunggu di tempat training, fasih bener ngomong bahasa Indonesia ke karyawan lain. Eh ternyata guru yang bernama Karl Milsom ini sudah 10 tahun tinggal di Indonesia. Dia asalnya dari United Kingdom. Bener-bener masih kelihatan muda tapi ternyata sudah punya anak perempuan satu. Enggak bisa bayangin itu anaknya secakep apa, bapaknya aja hidungnya mancung, kulitnya putih namun ada rona merah di pipinya, iris matanya agak abu-abu dan rambutnya enggak hitam entah warna apa susah dijelaskan. Mr. Karl sejauh ini menurutku tipe orangnya serius (dia ngaku sendiri wkwk), berfikir terbuka, suka menerima pendapat siswanya, perhatian kalau ada siswanya enggak paham atau membantu menjabarkan apa yang siswa maksud.  Hmm,dia bisa juga sih diajak bercanda kalau diluar jam ngajar. Terakhir kali aku iseng ngasih dia tantangan bahasa gaul dari Indonesia yang dia tau, respond dia senyum senyum aja dan menerima tantangan itu haha. Dari dua kata bahasa gaul, satu dia bisa jawab dan satu enggak. Nanti, bahasa gaul yang belum terjawab akan kutagih lagi minggu depan he he he (maafkan muridmu ini ya Sir).

Aku dapet ide itu gara-gara John, teman sekelasku dari Texas USA, ngomong kalau Mr. Karl fasih ngomong bahasa Indonesia. Trus aku tanya ke John, Mr. Karl bisa 'bahasa gaul' enggak. Dia bingung bahasa gaul itu apa, malah ngikutin aku ngomong 'bahasa gaul?' Lucu banget deh. Trus aku bilang bahasa gaul itu bahasa informal yang biasanya digunakan untuk ke teman. Dia ngangguk-ngangguk senang bisa dapet kosakata bahasa Indonesia baru. Pas aku tanya dia bisa bahasa Indonesia enggak, dia jawab "Dikit". Aku tuh enggak nyangka dia friendly banget dan gampang berbaur di kelas. Padahal dikelas aku tuh diem loh kecuali pas kelas berlangsung. You know, dari 8 orang cuma aku yang pake kerudung dan hanya 2 orang dari Indonesia. Sisanya ada yang dari Afrika Selatan, India, Singapura, USA dan masih banyak lagi. First day in the class, I feel I wanna run out from this class. It feels like why am I here? What kind of the world is this? What if they don't wanna be a friend to me? What if bla bla bla. Then, thanks to Mr. Karl who makes this class enjoyable and there's no gap between who is the smartest or kind of like that. Semua murid berbaur memberikan ide dan pendapat, dan semua dihargai sama oleh Mr. Karl. Kembali lagi ke John, ternyata dia anak magang di Indonesia dan baru berada disini sekitar 3 bulan. Sebelumnya dia pernah magang di Kamboja beberapa bulan juga. Pas aku tanya impression dia soal Indonesia, dia senyum sumringah banget sambil ngomongin orang-orang Indonesia dan juga makanannya. Bahagia gitu, aku cuma senyum nahan ketawa.

Terus, temen-temen dari Indonesia, Afrika Selatan dan Singapura ikutan nimbrung. Temenku yang dari Afrika Selatan ini (serius, aku belum tau namanya tapi dia ramah banget) nyeritain keluarganya yang super sekali. Semua negara nyampur jadi satu. Biasanya kan orang Afrika Selatan kan kulitnya hitam,tapi dia beda. Wajahnya kayak Arab tapi ada (freckles) bintik-bintik hitam khas orang Eropa. Badannya agak berisi dan gaya pakaiannya kayak muslim Eropa. Eh, ternyata ayahnya berasal dari Arab dan ibunya berasal dari Irish. Dia cerita kalo beberapa kata bahasa Indonesia ada yang mirip sama bahasa Afrika. Ternyata, peradaban Islam di Indonesia menyebar ke Afrika dan salah satu pelopornya adalah Syekh Yusuf dari Makassar Indonesia. Wah, aku enggak nyangka loh, merasa bangga jadi orang Indonesia hehe. Kita berlima pun seru ngobrolin tentang Indonesia. Oiya, karena beberapa temanku enggak bisa bahasa Indonesia, mereka bingung ngomongnya gimana karena ibu penjualnya engak bisa ngomong bahasa Inggris. Jadi, aku bantuin mereka saat jajan di kantin dan gak nyangka John mentraktir jajanku yang cuma 2000 perak karena aku enggak punya uang kecil. It feels like wow, we're trying to make friendship works although we're different.

Perasaanku disana punya temen-temen real life dari berbagai macem kultur dan budaya sih seneng dapet pengalaman baru, belajar saling menghormati satu sama lain dan masih banyak lagi. Tapi, yang perlu digaris bawahi dan diingat untukku disini adalah aku harus mempertahankan nilai-nilai budaya yang ditanamkan di diri aku sejak kecil. Contohnya, kuakui beberapa dari temanku itu suka minum bir, ngerokok dan pesta. Yang menurut aku ini enggak cocok dengan aku. Soalnya ada beberapa dari mereka ada yang ngerokok. Aku dari dulu memang anti rokok dan gak bisa tahan lama sama asap rokok. Aku gak suka ketika bajuku bau asap rokok padahal aku enggak ngerokok. Jadi, aku mempunyai batasan-batasan tententu dalam bergaul dengan teman lainnya. Aku akan menjadi diri aku sendiri, berteman dengan orang-orang luar bukan berarti aku harus mengikuti gaya mereka untuk mendapatkan pengakuan. Tetapi lebih tepatnya menunjukkan ini loh salah satu orang Indonesia yang ramah dan tau sopan santun ke sesama. Jika kalian menghargai nilai-nilai budaya Indonesia, aku akan menghargai budaya kalian, begitu....

Aku bersyukur dan berterimakasih telah diberi kesempatan mengenyam TESOL Training disini selama 3 bulan lebih. Nanti saat lulus, kami akan diberikan sertifikat CELTA (Ceritificate in Teaching English to Speaker of the Other Language) yang hanya bisa digunakan di Indonesia saja. Aku berharap selain ilmu yang bisa didapat disini, bisa juga membangun relasi dan juga bisa membuka jalan menuju mimpi besarku. Aamiin. Yapp, mungkin sekian dari ceritaku. See you di cerita selanjutnya yaaa....

Btw, sorry enggak ada foto karena trainingnya masih baru hehe. Masih berusaha membaur dengan yang lain juga.
Share:

Senin, 04 Februari 2019

My airlines 23

Aku masih ingat perjalananku untuk pertama kalinya setelah sekian lama enggak naik pesawat. Sebelum berangkat pun, gerimis menemani. Tapi aku tetap berangkat karena tiket pulang-pergi sudah di beli dan pantang banget mundur. Saat itu perasaan senang dan gelisah campur aduk jadi satu. Senang, akhirnya bisa naik pesawat lagi. Gelisah karena kita enggak tau ajal kapan datang. Setelah aku mendapatkan nomer kursi untuk duduk, aku terus berdoa agar diberi keselamatan hingga di tempat tujuan. Hingga pesawatpun lepas landas, Tak menyangka, ternyata naik pesawat tidak semenyenangkan seperti dahulu saat aku masih kecil. Terlalu banyak turbulence (goncangan) dan aku hanya bisa melihat warna awan abu-abu dari jendela pesawat. Frustasi, aku hanya bisa berdoa dan terus mengucapkan Asmaul Husna. Ingin sekali aku cepat-cepat menapaki bumi dan sampai di tempat tujuan.
Terbang saat di cuaca sangat mendung (Source: Pribadi)
Begitulah yang sedang aku rasakan sekarang. Terlalu banyak guncangan. Saat aku mencoba mencari secercah harapan, hanya warna abu-abu yang kutemukan. Kosong. Ingin sekali aku mundur dari penerbangan hidup ini, tapi aku tidak akan bisa. Sama halnya seperti tiket yang sudah dibeli. Aku enggak bisa mundur gitu aja. Saat aku memaksakan diriku untuk terus melangkah, awan semakin tebal, menganggu jalan pesawatku sehingga terjadi guncangan. Terkadang, sempat terpikirkan olehku saat berada di dalam pesawat, "Mungkinkah sudah saatnya?" Namun, aku terus berharap yang baik-baik.

Pesawat hidup yang kutumpangi memang sepertinya sudah usang dan rusak alias tidak layak jalan karena terlalu sering terbang dalam keadaan cuaca buruk. Orang-orang pasti akan bilang 'kenapa tidak diperbaiki saja?'. Namun bagaimana? Memang benar, menasehati orang lain itu lebih gampang, ketimbang menasehati diri sendiri. Mudah bagiku untuk menuliskan kata-kata bijak, mudah bagiku untuk memberikan kata-kata semangat untuk orang lain, tapi tidak pernah mudah bagiku untuk bangun dan menegakkan diri ini.

Atau orang-orang itu memberi saran lain seperti 'terbanglah saat cuaca cerah'. Andai saja aku bisa memilih cuaca layaknya main game The Sims. Bayangkan, disaat penumpang sudah bayar mahal-mahal tiket pesawat, lalu di delay beberapa jam atau di cancel, bagaimana perasaannya? Jengkel pasti dan sudah kapok tidak mau memilih penerbangan itu lagi. Begitu juga dengan pesawatku ini, harus tetap terbang bagaimanapun caranya.

Pesawat ini semakin ringkih karena bertambahnya usia. Sudah 23 tahun pesawat ini terus terbang dari satu tempat ke tempat lain. Dan penerbangan terburuk yang pernah kurasakan adalah penerbangan saat pesawat menginjak 20-an tahun. Berbagai macam cuaca buruk aku lewati satu persatu dan butuh waktu lama untuk memperbaikinya. Aku tau pesawat ini memang sejak dibuat hingga berumur 20 tidak pernah latihan untuk terbang, selalu disimpan baik dan rapi di tempat penyimpanan pesawat dengan fasilitas yang WAH. Beberapa orang akan melihat pesawat ini seperti pesawat mahal, padahal kenyataannya pesawat ini payah dalam urusan terbang saat di cuaca buruk. Butuh bertahun-tahun untuk memperbaikinya. Karena terlalu sibuk memperbaiki, untuk meng-upgrade pesawat pun tak pernah ada waktu.

Karena jarang ada yang memberikan perawatan, pesawat ini hanya bergantung pada diri ini sendiri dan beberapa bantuan orang disekitar. Lelah? Ya, sangat melelahkan dan rasanya ingin berhenti terbang. Lagi, aku tak punya pilihan. Bagaikan pesawat yang sudah terjadwal, mau enggak mau harus tetap terbang. 

Penerbangan berikutnya yang berakhir dengan indahnya wajah bumi dari atas (Source: Pribadi)
 Pepatah mengatakan setelah badai muncul lah pelangi. Misalnya, dibalik awan putih pekat itu, terdapat wajah bumi yang cantik yang sayang untuk dilewatkan. Dari dalam pesawat, aku bisa melihat anak sungai mengalir dari bukit tertinggi melewati hutan yang rindang lalu berakhir di ujung pantai. Atau cahaya-cahaya lampu yang tersusun rapi yang menyala saat di malam hari. Semuanya terlihat menakjubkan. 

Aku tersadar, memang awan tebal dan keindahan wajah bumi ini tidak ada yang abadi. Semuanya saling melengkapi untuk bisa dipetik hikmahnya. Namun, yang kuheran mengapa penumpang di dalam pesawat itu lebih sering membicarakan guncangan di pesawat, ketimbang panorama indah dari pesawat?

Pertanyaan ini juga menjadi pertanyaan yang ku tuju kan untuk diriku sendiri. Aku juga tidak mengerti dan jawaban yang relavan saat ini adalah karena sudah sifat manusia lebih peka terhadap kejadian-kejadian yang tidak mengenakkan daripada yang menyenangkan.

Pesawat ini jauh dari kata sempurna, masih harus banyak melewati trial and error-nya. Tetapi, aku masih berharap pesawat ini terus menguat untuk menghadapi cuaca yang lebih buruk lagi, hingga akhirnya bisa melesat terbang tinggi jauh disana. Hidupku belum selesai sampai disini, masih banyak tempat yang ingin aku kunjungi agar aku bisa lebih mengetahui diriku sendiri dan juga lebih bersyukur apa yang sudah aku punya. 

Pesawat terbangku, mungkin sayapmu terlihat retak tapi lihat kamu tidak sendirian. Masih banyak pesawat lain yang harus lebih berjuang terbang mati-matian karena sayapnya yang patah. Janganlah takut dengan awan tebal itu, karena saat kau melewatinya kau akan melihat sisi dunia yang tidak akan pernah kau lupakan. Hingga tiba saatnya suatu hari nanti penerbanganmu berakhir dan kau tersenyum bangga karena setidaknya kau berani melewati semuanya bahkan saat cuaca buruk sekalipun. Aku akan terus berdoa, sama seperti halnya saat aku ketakutan naik pesawat dengan hamparan awan berwarna abu-abu yang pekat.

Dear my airlines 23, I know you're strong enough. If not, you will never overcome many bad weathers since the beginning. I'm proud of you. Don't give up easily at least you've tried. Don't always procrastinate what you have to do. I know it sounds easy but hard to do, but I know you can do everything you want. Cheers!
Share:

Jumat, 18 Januari 2019

Singapura: Empat Ras Satu Harmoni (Part 1)

Setelah puas liburan keluarga di Belitung, selanjutnya trip ke Singapura ala backpacker hanya dengan 3 jutaan selama 3 hari 2 malam. No guide, enggak pake travel agent cuma berbekal baca blog orang sama tanya temen. Semuanya sudah termasuk hotel, pesawat PP, transportasi dan makan 5 kali haha. Itu belum termasuk oleh-olehnya yaaa. Sebenernya, rencana trip kali ini terbilang nekat dan banyak drama. Awalnya temanku yang mengajakku kesana tapi dia sedang berhalangan ikut dan akhirnya aku ajak saja adik kelasku wkwk. Dan juga karena ini penerbangan luar negeri pertamaku, beberapa anggota keluarga mungkin mengkhawatirkanku (?) Yahh namanya juga jiwa anak muda yang masih penasaran sisi lain dari negeri orang. Karena aku perempuan dan masih muda, waktuku mungkin engga sebanyak ini dan masih belum banyak tanggung jawab. So, tetep tancep gas dan mengambil resiko. Kebetulan aku punya temen juga dari Singapura yang bisa ditanya tempat menarik disana tapi sekarang sudah enggak tinggal disana lagi. Pertama kali aku bertanya dengannya, dia bilang Singapura adalah negara yang aman untuk para traveler wanita. Dan benar saja, perjalananku ke Singapura dari awal sampai akhir benar-benar mulus. Rasanya beneran kayak liburan dan puas banget. Penasaran gimana caranya liburan ke Singapura dengan low-budget? check it out guys!

Narsis dulu bareng gedung Marina Bay Sands (Source: Pribadi)
 1. Pesan Tiket Pesawat dan Booking Hotel
Awalnya, aku dan temanku booking tiket pesawat PP sebulan sebelum keberangkatan. Kami mengambil tiket sesuai jadwal yang kami inginkan dan juga yang termurah wkwk. Kami pun dapat potongan harga dari tiket.com (aku lupa berapa potongan harganya) yang pasti satu orang 1,04 juta. Murah meriaah.
"TIPS untuk mendapatkan tiket pesawat dan hotel murah: hindari hari libur dan sering cari diskon di app tertentu. "
Setelah urusan tiket pesawat beres, selanjutnya booking hotel. Aku menunggu diskon promo hotel gede-gedan dari tiket.com di tanggal tertentu. Biasanya, tiket.com mengadakan diskon ini di hampir akhir bulan. Jadi, jangan sampai ketinggalan hehe. Kali ini, hotel yang aku pilih jatuh kepada Santa Grand Hotel Bugis. Kenapa? Alesannya simple: dekat dengan dua masjid, banyak pohonnya dan dekat dengan MRT dan bus stop. Sudah survey di beberapa hotel, tapi tetap sudah klop dengan ini hotel karena suasananya beda dari Jakarta yang kurang akan penghijauan dan yang pasti kalau mau makan makanan halal gampang dan dekat. Ada hal yang lucu sekaligus ngenes saat kami booking hotel ini. Hari pertama diskon besar-besaran dibuka. Tapi hotel yang kami incar tumben hanya berkurang sedikit lalu harga kembali naik. Kami harap-harap cemas karena kamar yang termurah hanya tersisa dua lagi. Padahal, kalau di hari diskon seperti ini kamar basement yang biasanya per malam satu juta bisa mecapai 700 ribu per malamnya. Akhirnya, kami terpaksa buru-buru booking, takut kehabisan kamar. Karena kami menginap dua malam, alhasil 2 juta melayang. Karena satu kamar berdua, kami share cost, jadi satu orang hanya bayar 1 juta hehe. Dan setelah aku transfer uangnya, tiba-tiba saat aku cek lagi sudah turun harga kamarnya menjadi 700 ribu! dan kamar yang ada jendelanya hanya 1 juta. Yeee selamat! Anda belum beruntung wkwk. Yaudahlah mau gimana lagi, daripada kehabisan kamar. Memang hotel ini agak pricey alias mahal, tapi bener-bener sebanding dengan pelayanannya dan juga fasilitasnya, walaupun masih murah di hotel Belitung tapi wajarlah ya hotel ini kan di Singapura wkwk.

2. The Journey Begins
Saat hari H, kami berangkat jam 5.30 karena jalanan Jakarta yang susah diprediksi akan kemacetan dan juga kebetulan saat itu hari Senin. Padahal keberangkatan kami jam 9.45 pagi, tapi tetap kami harus check in 2 jam sebelumnya. Dan Alhamdulillah, enggak macet jam 6.30 kami sudah sampai di Bandara Soekarno-Hatta. Kali ini adalah penerbangan pertamaku keluar negeri. Aku tau ini keliatan norak tapi aku enggak peduli karena liburan kali ini pure dari uang hasil kerja kerasku. Akhirnya hari itu tiba juga, akan kubuktikan aku akan baik-baik saja di negeri orang dan aku bisa jaga diri. Sampai di Terminal 3, kami berfoto-foto ria di taman buatan sana. Terminal 3 lebih terkesan artistik dan juga modern daripada terminal 2. Hmm mungkin karena terminal ini dikhususkan penerbangan internasional kali ya. Next, setelah check-in kami menunggu lagi sekitar 30 menit karena gate-nya belum dibuka. Saat kami menunggu, kami belajar bahasa Cina setelah ada pemberitahuan dari Garuda dengan bahasa Cina. Kami tertawa saat mengikuti logat mbak-mbak penyiarnya berbicara bahasa Cina. Kami tidak sadar, kalau pasangan yang duduk di sebelah kami bisa berbahasa Cina. Akhirnya, kami diam seribu bahasa. Betapa gilanya kami tertawa tadi haha.

Foto dulu bareng Singapore Airlines yang notabene-nya pesawat mewah wkwk (Source: Pribadi)
 Dannn akhirnya pesawat berangkat. Kami naik pesawat Scoot dan baru pertama kali aku merasakan ini pesawat kalau lagi berhenti terus bergoyang. Aku dan temanku heran sendiri dan ini malah bikin pusing. Untungnya kami lepas landas dan sampai di Singapura dengan selamat. Sempat pesawat kami memutar lagi karena gagal landing dan oh my god makin kerasa jet lag-nya. huft.

3. Day-1
Karena di Singapura ditambah 1 jam dari jam Jakarta. Seharusnya kami tiba jam 12 siang (waktu Jakarta), tapi di Singapura sudah jam 1 (waktu Singapura). Agak lama kami berjalan mencari loket MRT untuk membeli kartunya dan juga air minum alias tap water. Dari Jakarta, kami harus mengosongkan air minum kami karena kebijakan pesawat. Kalau di bandara Soetta, tap water disana ada yang khusus untuk mengisi air botol. Tapi kalo di Changi Airport, enggak ada. Sedih, pertama kali isi air minum, airnya tumpah kemana-mana. pfftt, berasa ndeso. Oiya karena kami jalan-jalan super hemat. Kami bawa bekal dan makan siang di Changi Airport. Kami duduk di taman buatan yang lebih besar lagi. Kesan pertama disini adalah: banyak sekali ras-ras disini dan mereka ngomong pakai bahasa mereka masing-masing. Oh mungkin, karena ini masih dibandara jadi masih belum kedengeran Singlish (Singapore-English-nya). Aku lihat staff-staff disana, mempunyai wajah yang beragam, paling banyak adalah dari India dan Cina. Sempat saat mau keluar dari imigrasi, kebetulan mas-masnya wajah Melayu. Saat aku tanya dengan bahasa Inggris, dia malah jawab dengan bahasa Indonesia atau Melayu. Padahal ingin melatih speaking bahasa Inggrisku wkwk. Dan itu jadi keterusan, orang-orang Melayu disana bahkan saat aku belanja, ada orang Cina yang ku tanya dengan bahasa Inggris tiba-tiba dijawab lagi dengan bahasa Melayu dengan logat khas Cina-nya. Kecuali, kalau kamu berhadapan dengan orang India, mereka akan jawab bahasa Inggris seratus persen. Memang tujuanku disini, ingin mengetes seberapa keberanianku ngomong bahasa Inggris dan benar saja, ada kalanya aku kagok haha. Untungnya mereka mengerti apa yang kumaksud. Next, kemampuan listening-ku benar-benar parah. Sering kali aku menemukan orang dengan pronounce (ucapan) bahasa Inggris yang jarang sekali aku dengar. Jadi, kadang enggak ngeh apa yang mereka maksud. Dari sini aku merasa bahwa listening bukan terfokus dari apa yang mereka ucapkan kata per kata, tapi makna dan maksud yang ingin mereka sampaikan dengan logika. Haha, sometimes I feel stupid on there but it's okay, I will get used to this. 

Urusan imgrasi selesai, sekarang udah ketemu loket tempat membeli kartu MRT. Agak ribet menemukannya, karena Changi Airport sama luasnya akyak Bandara Soetta. By the way, kami sudah surfing di google kartu apa yang ingin kami pakai. Ada dua kartu yang ditawarkan, kartu EZ-link dan kartu Tourist pass. Kartu EZ-Link ini kayak kartu busway transjakarta, kalau engga ada isinya ya harus ke loket dulu buat ngisi. Kalo tourist pass lebih mudah. Enggak perlu ngisi lagi, tinggal pakai dan mau naik MRT, LRT atau bus berkali-kali dan sepuasnya juga bisa alias unlimited. Lebih hemat mana? jawabannya sama ajalah. Tergantung pemakaian juga. Karena 3 hari full disana kami wara-wiri di berbagai tempat, makannya aku memilih kartu Tourist Pass. Lebih simple nggak perlu ngisi-ngisi top-up lagi. Harganya cukup mahal 30 dollar = 3 hari. Tetapi 10 dollarnya nanti di kembalikan saat kalian mengembalikan kartunya ke loket lagi.

Suasana jalan di depan Santa Grand Hotel Bugis (Source: Pribadi)

Orang-orang disini bahkan turis harus terbiasa berjalan kaki (Source: Pribadi)
Selanjutnya, waktunya ke Santa Grand Hotel Bugis yeayyy. Naik MRT enggak bingung karena ada petanya. Tapi yang bingung adalah pintu keluarnya. Untungnya temanku itu prepare banget trip-nya dan ingat jalan mana yang harus dilewati. Dari Changi Airport kami turun di Bugis Station. letaknya 500 meter dari hotel. Lumayan, olahraga jalan kaki. Kesan pertama saat keluar dari Bugis Station adalah jalanan-nya yang tertata rapi dan ramah sekali dengan pejalan kaki. Trotar disana lebar dan banyak pohonnya. Awalnya kami merasa hawa disana terasa panas tapi enggak sepanas Jakarta, masih terasa adem berkat pohonnya yang rindang. Saat kami menyebrang pun, dengan sabar pengemudi mobil disana menunggu kami selesai menyebrang. Disana terkesan tau aturan, kalau lampu merah ya berhenti, dan tidak melewati batas zebra cross. Seger banget di mata dan enggak bikin mumet (pusing) wkwk. Padat tapi tersusun rapi dan beraturan. Ditambah lagi penghijauannya di sepanjang sisi jalan. Ah... benar-benar berasa liburannya.

Setibanya di hotel, kami check in dengan menunjukkan bukti sudah booking dari tiket.com dan menyiapkan uang deposit. Uang deposit di hotel ini sebesar 100 SGD (setiap hotel mempunyai kebijakan yang berbeda-beda) yang nanti dikembalikan saat check out nanti. Karena aku berdua jadi patungan 50 SGD masing-masing. Walaupun kamarnya di basement, lebih dari cukup untuk tempat istirahat yang nyenyak karena difasilitasi dengan TV, kulkas kecil, lemari besi (untuk menyimpan uang) dan juga pemanas air, kopi dan teh. Untuk kamar mandinya kecil tapi bersih. Fasilitas perlengkapan mandinya juga diluar ekspektasi, seperti hair dryer, alat-alat pembersih wajah, sisir dan kertas karton. Kalau sikat gigi, odol, shampoo, sabun, handuk dan head cap sih itu wajib ada di setiap hotel berbintang 3 keatas. Pusing karena jet-lag, akhirnya aku memutuskan mandi dengan air hangat. Kepala lebih ringan dan waktunya ganti kostum, yeayy.
"TIPS: Selalu cek kebijakan hotel masing-masing. Biasanya setiap hotel punya ketentuan harga deposit yang berbeda-beda. Jangan sampai kalian cuma makan angin gara-gara kehabisan duit buat bayar deposito hehe"
Menaiki bus tingkat menuju ke Marina Bay (Source: Pribadi)

Marina Bay Sands Hotel (Source: Pribadi)
 Selesai istirahat sebentar dan bersih-bersih diri, dengan semangat 45 kami meluncur ke Marina Bay. Tempat dimana Merlion alias Singa muntahin air bersemayam disana. Kali ini kami mencoba bus yang hanya beberapa langkah dari hotel. Namun, bodohnya kami adalah kai benar-benar blank ke arah mana, naik bus berapa untuk menuju ke Marina Bay. Tips lagi nih buat kalian yang mau ke Singapura, jangan lupa beli kartu Singtel, agar kemana-mana mudah dan enggak gampang nyasar. Harganya lagi-lagi mahal, 30 SGD untuk seminggu dan kalian bisa membelinya di Seven Eleven. Wajar sih ya isi kuotanya nyampe 100 GB. Tapi percuma, aku makenya ya cuma 2 hari wkwk. Ok, setelah nanya ke mas-mas yang membersihkan halte, kami akhirnya naik bus nomer 133. Di halte, ada map dan daftar bus stop-nya. Bus stop yang kami tuju Adalah Halte Marina Bay. Tapiii, ternyata bus kami tidak melewati halte itu. Seharusnya turun di halte Bayfront wkwk. Alhasil kami turun di halte selanjutnya dan berjalan kaki lumayan jauh. Ingin naik bus lagi, tapi merlionnya udah keliatan. Yaudahlah ya, sekalian olahraga. Toh di Jakarta pun hampir enggak pernah jalan kaki hahahaha.
"TIPS: Siapkan 30 SGD untuk membeli kartu Singtel 100 GB untuk pemakaian seminggu. Tanpa kuota, kamu bisa terus kesasar dan jadi buang-buang waktu."
Singa Muntah di Singapore wkwk (Source: Pribadi)
 Setelah puas foto-foto bareng Singa muntah, kami memutar menuju ke Marina Bay Sands Singapore. Serius, aku disana terlihat gila saat masuk ke dalam 3 gedung pencakar langit itu dengan perahu diatasnya. Gimana enggak? Saat kami memasuki kawasan The Shopee Marina-nya, kami disambut dengan lampu gantung yang besar sekali, cahayanya begitu cantik dari luar. Kami pun penasaran dan menemukan dibawahnya ada kumpulan ikan, jika kalian berdiri diatasnya kumpulan ikannya akan menghindari injakan kaki kalian. Tentu saja itu bukan ikan beneran, itu ikan gambar dengan kecanggihan teknologi di dalamnya. Karena saking kreatifnya, untuk menginjak ikan itu, kita harus bayar. Entahlah berapa harganya karena hari menjelang malam dan kami sudah lapar. Akhirnya kami nongkrong di foodcourt mall sana. Kami benar-benar blank mau makan apa, karena kebanyakan Chinese food dan lumayan merogoh kocek hingga lebih dari 10 dollar. Kami juga, sudah berkeliling foodcourt untuk mencari makanan halal tapi nihil. Ada satu toko yang menjual makanan khas Melayu dan yang pasti murah. Nasi Lemak hanya 6 SGD. Lagi-lagi saat kami memesan dengan bahasa Inggris, dijawab sama mereka dengan bahasa Melayu. Pengen ketawa rasanya, ketawa karena keinginanku untuk bicara full English tidak terpenuhi wkwk. Untuk pertama kalinya, aku makan makanan khas Malaysia. Suapan pertama dst, masih enak. Nasinya menurutku agak keabuan, dan ayamnya bebas minyak. Sambelnya enak juga dan nendang pedesnya. Tapii saat suapan hampir terakhir, rasanya eneg. Aku enggak tau ya, kata temenku rasanya kayak nasi uduk. Tapi aku ngerasa nasi uduk enggak seaneh ini rasanya. Kayak ada rempah-rempah yang dicampur ke nasinya. Dan ayamnya juga, awalnya enak sih tapi kok kalo makan banyak-banyak jadi aneh? Entahlah, kayaknya aku emang enggak cocok sama makanan disana. Semua makanan nasi dan ayam dari hawker (warung), foodcourt dan KFC menurutku semuanya sama rasanya. Disana, aku bener-bener kehilangan nafsu makan, padahal laper banget. Sekalinya makan, enggak ada yang pas di mulut aku. Enggak ada rasa Indonesia yang bisa bikin puas di lidahku. Pfffttt, akhirnya aku nyerah di hari terakhir di SG untuk hunting kuliner dari berbagai negara. Cuma, sayuran disana aja yang enak, seger rasanya. Apalagi tomat dan kolnya. Nikmat... mungkin kalo aku tinggal di negeri orang, aku jadi vegetarian karena aku selalu mikir walaupun ada logo halalnya apakah ayam dan sapi itu dipotong dagingnya secara Islam? Payah memang, padahal dulu doyan banget ayam KFC pffttt. Untuk pertama kalinya, sedih enggak bisa makan makanan Indonesia. Mana enggak ada tempe dan tahu pula, makanan kesayangan sehari-hari yang enggak ngebosenin wkwk.
"TIPS: makanan halal sebenarnya lumayan banyak di Singapura terutama daerah Bugis."
Setelah makan, kami pun bergegas ke Gardens by the Bay. Rencana kami, kami ingin masuk Cloud Forest, tapi memang bukan rejeki. Hari itu, Cloud Forest lagi Under Maintenance (Dalam Perawatan) Yasudahlah, lagipula kami sudah capek berjalan kaki yang mungkin lebih dari 2 kilo ini. Kami pun berpindah haluan ke Super Tree dimana pohon-pohon besar dirancang sedemikian rupa dan dihiasi dengan lampu yang cantik. Kalau kalian pernah nonton Crazy Rich Asian, tempat ini jadi ikonik. Beruntungnya kami saat sampai disana, pertunjukkan lampu di pohon-pohonya besarnya sangat cantik dan dialuni dengan lagu seperti sereosa (?) intinya khas eropa rasa jadul lah musiknya. Banyak turis disana tidur di atas lantai. Aku dan temanku pun ikutan karena lebih nyaman daripada duduk yang membuat kepala kami pegal karena menengok keatas terus. Sempat video sebentar, lalu aku lepaskan hpku untuk menikmati liburan kali ini. Memandangi lampu-lampu warna-warni yang indah di gelapnya malam hari. Karena lelah, hampir saja aku tertidur. Bayangkan pohon-pohon ini bisa masuk ke kamarku dan menyanyikan lagu pengantar tidur setiap malam.

Super Tree Groove salah satu tempat syuting Crazy Rich Asian Girl (Source: Pribadi)
Setelah pertunjukkan usai, kami pun bergegas memasuki gedung Marina Bay Sands Singapore lagi untuk menemukan pertunjukkan air mancur yang spektakuler. Di perjalanan, kami disapa hangat oleh lampu-lampu yang indah, jalanan raya yang lancar jaya seperti jalan tol dan juga pohon-pohon yang sejuk. Semua terlihat romantis. Banyak para keluarga dari berbagai macam negara yang liburan disana. Dan juga, orang tua yang sudah sesepuh saling berpandangan dan berpegangan tangan saat melihat cahaya lampu. Suasananya begitu romantis, memang pas dan aman untuk liburan keluarga dan honeymoon jugaa.

Setelah tersesat di daerah Marina Bay, akhirnya kami menemukan whirlpool di dekat air mancur. Dimana ada mangkuk seukuran raksasa lalu dikasih air di mangkuk itu dan air itu berputar-putar lalu jatuh kebawah bolongan yang kecil. Rasanya, seperti meilhat wastafel ukuran raksasa. Kebetulan dibawahnya itu adalah mall Marina Bay Sands juga dan terdapat aliran sungai didalamnya. Di aliran sungai itu terdapat perahu kecil seperti canoe yang bisa ditumpangi. Benar-benar manusia-manusia kelewat kreatif. Setelah puas nonton air diputerin, kami menunggu pertunjukkan air mancur dimulai. Tepat jam 9 malam waktu Singapura, pertunjukkan air mancur pun dimulai. Aku takjub saat nada khas Cina, Melayu, Inggris, India diputarkan satu persatu. Benar-benar menggambarkan harmoni antar 4 ras yang berbeda. Air, lampu, laser dan nadanya benar-benar kompak. Susah dijelaskan bagaimana bisa percikan air itu menangkap sinar-sinar laser yang membentuk burung dan bunga-bunga yang indah. Wajar saja, jika banyak para bloggers yang menyarankan agar ke Marina Bay saat malam karena pertunjukkan air mancurnya yang luar biasa dan baru kulihat sebagus itu untuk pertama kalinya.

Setelah 15 menit, pertunjukkan pun usai. Kami pun buru-buru pulang ke hotel karena kaki sudah pegal pegal. Kami pun memutuskan naik MRT dan turun di Bugis Station. Kali ini, kami salah exit. Harusnya Exit di Victoria Street malah exit di Bugis Junction. Sebenernya sih sama aja cuma beda sisi. Tapi karena sudah malem, semua keliatan sama di mataku. Jalanan perempatan enggak ada bedanya disini. Kami mau bertanya, enggak tau harus bertanya ke siapa karena di jalan enggak ada polisi ataupun satpam apalagi security. Yang bikin kami takjub juga, sampe ga ada petugas keamanan.  Akhirnya kami bertanya kepada karyawan cafe. Eh ga taunya jalan yang kami pilih benar, tinggal lurus doang dikit, nyampe deh. Hedeh, beginilah kalo tanpa kuota internet dan google map. Nyasar terus wkwk.

Wahh... ternyata banyak sekali yang aku tulis disini dan petualanganku masih berlanjut. See you in Part 2 ya...
Share:

Jumat, 31 Agustus 2018

Dear Someone that always Inspires Me~

I just read my favorite book. The book that changed me into a better person. I once show off to my teacher and my online friends since it inspires me so much. It might a little bit weird for you who is not familiar to read book. However, thanks for this book who gives me different perspective about life and love. The book called Independent 24.
https://www.whoa.in/20150417-Whoa/Girl-Create-Hand-Shape-Heart-Gesture-HD-Wallpaper.jpg
Source: link
"The teachers refused continue teaching him because he doesn't follow the standard of learning. If I were him, I would not respect the teachers at all. However, he said differently."
I still remember when the first I read the book. It was when I'm quite depressed about thesis of my bachelor degree. That day, I underestimated me whether I can do it or not. It's terrifying, really. Facing fierce lecturer to accept my thesis almost everyday, I lost my nerve. I almost gave up. Then, I read one chapter that explains about a student and two teachers. The teachers refused continue teaching him because he doesn't follow the standard of learning. If I were him, I would not respect the teachers at all. However, he said differently. He kept respect the teachers and showed that it's not student's fault or teachers' but it just different methods to learn. There's no right or wrong in learning as long as we have same purpose as an achievement. That day, I gained confidence as much as I can. I don't care how many times I got rejection from my lecturer but I'm sure the lecturer will accept my efforts as long as I showed him strong determination to graduate soon. Then, I'd been accepted after one month striving hard to get lecture's approval. I was so grateful that day, my hardwork was paid off.
"By his writing, I can feel how terrible his life was just to pursue his dreams and wanted to make his parents proud."
You think it's ending? No, it's only beginning. I had to extend one semester more because one of my supervisor is perfectionist and the progression of my thesis became late. I felt so sorry that day to my parents, I felt I wasted their money so much. So, I took the rest of my money that I got from my scholarship to help my parents paid my college's tuition fee. That day I felt so stupid and useless. Thanks to my mom who always listened my problems and gave me some solutions. Whenever I felt down, I always read my favorite book. That day, I opened a chapter that told me about his trainee life. By his writing, I can feel how terrible his life was just to pursue his dreams and wanted to make his parents proud. Living in different countries and far away from home, always press himself to practice practice and practice more until he got injuries, and his strong willingness to achieve his goals. It's a long long story that it's hard to describe in this blog. The most important thing I've got was never give up! With a great effort I collected my courage to face that perfectionist lecture. I stayed in library longer just searching a suitable book or journals, kept in touch to my college friends to exchange knowledge, and don't forget to hang out with my bestfriend and family (It really helped me to relieve my insecurities). Since I have much time, I'm bored so I decided to take a part-time job. At first, my mom didn't agree to my decision, but I took it anyway so I could feel more valuable to the others while I'm dealing with my own thesis. That day, I'm blessed being a teacher even until now~
https://thumb.guucdn.net/640x360/images.guucdn.net/full/2016/6/20/ac3203f61f5a2e121ead415d9284e7054decce6f.jpg
Source: link
"I thought  the happiness would stay longer but the fact not."
Did I get my bachelor degree? Yeapp I did it! That time, I'm very proud I could see my parents' smiles. Also my bestfriends! All my bestfriends were home and celebrated my graduation. Woww, it's so cool. Next time, my turn to make you happy my girls (Never hesitate to contact me if the day comes). I thought  the happiness would stay longer but the fact not. I've got depression again when my dad really insisted me to be a teacher in school, but I didn't want to because I'm gonna achieve my crazy dream first. I thought I would get support from my big family, but they asked me to give up and just marry someone. Getting many rejection from job that I really want made me frustrated. Again, I've got my mom by my side and also many new online friends around Indonesia and some around the world since I joined volunteer and kept learning new language. Since then, I felt there were many people still needed me and also my students that I've been taught! I even established my own English course. Thanks for my mom who always supports me. Love you~
"He explained that it's easy to like someone but it's not easy to make commitment to one person. Saying "I love you" means you have responsibility to the girl."
Time passed by, I almost forgot my feeling in real life. Having someone special in my life? Nahh. My parents wants me to look for someone by myself but I have no intention to get engaged to someone. I felt I was bad at relationship! Lmao! Whenever I like somebody, it always gives me pain rather than happiness. Until I realize, I have soft-hearted made of glass, people who I let in my life have important role to me such as family, bestfriends and also my crushes. The bad side of this heart is when I like someone I'd never let him know but when he's with his choice, it made me more depressed and I'll easily ill. Now I'm strong enough since I read Independent 24 again. That book magically can heal me. He explained that it's easy to like someone but it's not easy to make commitment to one person. Saying "I love you" means you have responsibility to the girl. Since then, I think to have interest in someone is wasting my time and it's not good for my health. I'll only give my everything to Mr.Right. The one who takes the responsibility from my parents eye to eye. Then striving hard together and facing up and down life. That's it! That's love! Just skip playing drama, ain't have time and not cool!

You might wondering who the writer of this book is. The writer maybe a little bit strange for you, his name is 张艺兴 a.k.a Lay. He's one of the reason I'm getting strong only reading his book. Thank you for your motivation! And this is my massage for him

张艺兴宝贝
你好艺兴哥哥! 希望你快乐 照顾你的身体
今天我开心 知道你之后我有多新朋友
我想对你说 感谢你的一切 表演 歌手 跳舞 冬季 个性
喜欢你的一切 艺兴哥哥牛掰 牛掰
我们一起走~ 当你的粉丝是我的世界最幸福的事
永远支持你! 期待你的三胎!
兴兴 加油! 努力努力再努力!

你的贝壳
P.S: 对不起 我会写一点中文
2018年8月31日

Uhm, sorry. No translation for now.
Share:

Rabu, 21 Februari 2018

Kesempatan Demo Teaching di English First

Pengalamanku kali ini sangatlah berkesan karena kesampaian juga bisa lihat proses anak-anak belajar di English First. Aku bisa melihat sistem mereka yang dapat membuat anak-anak umur 6-8 tahun bisa berbicara full English. Wah benar-benar keren! Sistem belajar di English First sama dengan sepemikiran aku, dimana anak-anak diajak mendengar terlebih dahulu lalu mereka mengikuti ucapan yang mereka dengar (speaking), setelah itu baru deh diikuti dengan writing dan reading. Lumayan, bisa jadi referensi kalau ingin membuat tempat les sendiri nanti.

Source: link
 Materinya masih terbilang mudah, kebetulan mereka sedang belajar pets (animal). Disitu, mereka enggak cuma belajar itu aja, mereka juga diberi video cerita tentang bahasa inggris tanpa subtitle. Lalu dari video tersebut mereka diberi latihan soal pertanyaan yang mudah. Tentu saja guru juga membantu menjelaskan cerita tersebut dengan bahasa inggris. Setelah itu mereka diajari adjective atau mendeskripsikan hewan peliharaannya itu seperti smart, silly, fluffy dan masih banyak lagi dengan metode mime (atau memberikan gaya di setiap adjective). Next, ternyata enggak cuma teori aja loh yang diajarkan tetapi Phonics (pengucapan) juga. Ya ampun, seumur-umur aku hidup, aku baru tau phonics saat kuliah wkwk. Anak-anak ini sungguh beruntung bisa membiayai les sebagus ini. Phonics yang diajarkan disini adalah soft C dan hard C, seperti mice /mais/ dan cat /kaet/ lalu diulangi terus menerus atau biasa disebut drilling. Sebenarnya aa satu materi lagi yaitu grammar: expressing like and dislike. Tapi karna kehabisan waktu, materi itu dilanjutkan ke pertemuan berikutnya.

Dari awal kelas dimulai hingga selesai, interaksi antara guru dan siswa, siswa dengan siswa full bahasa inggris. Enggak ada satu kata patahpun bahasa Indonesia yang keluar. Bagusnya, anak-anak sangat antusias, enjoy dan fokus saat belajar karena diselingi dengan games yang melatih kinestetik anak. Uh, aku masih ingat ada salah satu anak yang selalu menjatuhkan kotak pensilnya berkali-kali di depanku. Refleks aku bilang "jatuh lagi" aku langsung menutup mulutku dengan kedua tanganku haha. Malu banget ngomong bahasa ibu sendiri, untung anak-nya ga ngeh dan gurunya juga wkwk. Syukurlah hahaha.

Setelah aku menulis poin poin penting ketika proses pembelajaran berlangsung, aku kembali lagi ke English First untuk melakukan Demo Teaching. Tentu saja, aku harus menyiapkan lesson plan, handout dan keperluan mengajar lainnya. Cukup buat aku mual di pagi hari karena this is for the first time. So, I carried on what I could do until I forgot what I was worried about. Let me tell you what I've got here when I was on demo training. There are 6 teachers, and one of them is an old foreigner (Oh my god, I was quite nervous, he must be already mastered English). Dan ke enam guru itu berakting seolah-olah anak 6 tahun sampai 9 tahun. Ada yang berakting sombong, ada juga yang berakting anak yang kurang motivasi dan juga makan dan minum seenaknya. Untung aja aku udah biasa nemu siswa kayak gitu (bahkan nemu ada yang lebih parah daripada ini). Yaa jadi aku bertindak tegas lah, kalau salah ya salah. Uhm, to be honest, proses mengajarku lumayan berantakan, my English so bad really, especially the pronunciation. Karena enggak biasa mengajar dalam bahasa Inggris. From now on, I will try to teach in English more, then! Walaupun mungkin awalnya siswaku menolak habis-habisan haha. Tapi aku yakin mereka pasti akan paham sendiri. Karena bahasa adalah kebiasaan, so get ready my students! Masak kita kalah sih sama anak yang lebih muda daripada kita? We learn English not to answer questions on sheet, we learn English to speak up, to give and get information like we use native language! There's no have to worry to speak, although you always meet mistake. At least, you have tried, right? And make improvement. That's better than still using native language.

After I finished my demo teaching, they discussed it for around 10 minutes. Then, mereka memberitahuku positif dan negatif ku saat mengajarku tadi. Seperti yang kuduga, speaking-ku masih banyak yang harus diperbaiki, tapi untuk kegiatan mengajarnya sudah oke. Ahh aku jadi inget hasil tes yang EF terakhir kali dengan saat ini. Naik 2 point cuy haha, lambat banget ya haha. It's okay, nanti aku bisa ambil les IELTS saat pendaftaran sudah dibuka. Karena belajar sendiri enggak efektif, enggak ada yang bisa diajak bertukar pikiran atau sekedar menantang kemampuan satu sama lain. I hope I meet somebody who encourages me to improve my speaking there.

Kali ini ekspektasiku enggak muluk-muluk lah ya, kalau diterima Alhamdulillah, kalu enggak juga enggak apa-apa. Kenapa? Karena English First ini jadwalnya terlalu padat, setiap hari Senin-Sabtu harus kerja dari jam 1 siang sampai jam 8 malam, kecuali hari sabtu mula dari jam 10 pagi. HRD memberitahu padaku bahwa jadi guru di English First ini enggak cuma ngajar doang dan juga proses administrasi yang bisa dibillang banyak. Duh, ini sama aja kayak sekolah formal dong ya. Plus, kemungkinan tekanan disana juga lebih banyak. So, setiap tempat les pasti ada plus-minusnya juga sih. Yahh, nikmatin aja lah ya kesempatan emas ini dan prosesnya. Makasih banyak buat guru-guru dan karyawan disana yang welcome dan baik-baik disana.
Share:

Senin, 12 Februari 2018

Pengalaman Melamar Kerja di Eye Level

Pejuang pencari loker ternyata masih berlangsung, kali ini dapat tes dan sesi interview dari Eye Level dari Institut Penelitian Pendidikan Daekyo, tempat les khusus Bahasa Inggris dan Matematika untuk anak-anak TK sampai SMP. Ternyata pendiri Eye Level ini sendiri adalah orang Korea yang didirkan oleh Young Joong Kang PhD dan telah diakui sebagai perusahaan pendidikan No.1 di Korea. Ya ya ya, kayaknya Korea memang lagi naik daun banget ya. Saking banyaknya lamaran yang aku kirim, aku sampai enggak ngeh sama tempat les ini hehe. Untuk persyaratan lamarannya cukup unggah file Resume dan isi biodata di jobstreet. Setelah itu tinggal tunggu panggilan alam, eh maksudnya panggilan kerja hehe. Alhamdulillah dapet panggilan tes dan wawancara.

Source: link
 Jenis tes-nya enggak serumit kayak pertama kali aku ngelamar kerja di English First. Kali ini lebih santai dan hanya tes psikologi yang sudah pernah ku diskusikan dulu saat aku masih mahasiswa dengan teman SMA-ku yang sekarang masuk jurusan psikologi (Berterimakasih banget sama temenku satu ini, Alhamdulillah aku lolos tes psikologi ini) . Langsung cus aja tes psikologi kayak gimana sih yang dimaksud.

1. Mengisi lembar form
Source: link
 Hampir sama dengan sebelumnya, mengisi lembar form yang berisi biodata kita, pengalaman kerja, pernah les dimana aja, riwayat pendidikan, anggota keluarga, riwayat kesehatan, gaji yang diharapkan dan masih banyak lagi. Sedikit berbeda dari EF, disini ada tambahan yaitu menjelaskan kelebihan dan kelemahan pelamar miliki dan sifat apa yang dibutuhkan dalam mengajar. Beruntungnya, aku sudah mendalami kepribadianku sendiri dan mengisi dengan sejujur-jujurnya. Walaupun agak sedikit merayu juga sih haha, biarin namanya juga usaha wkwk.

2. Menggambar orang
Source: link
 Disinilah letak kepribadian (mungkin) kita dianalisis. Jadi, aku diberi selembar kertas, kertas depan diisi dengan gambar satu atau dua orang yang sedang melakukan sesuatu. Sedangkan kertas belakang diisi dengan nama, umur, cita-cita, orang itu sedang melakukan apa, kelemahan dan kelebihan. Aku melirik temanku sebelah yang asik menggambar, gambarnya bagus dan rapi sedang menggambar seorang wanita cantik berkerudung sedang mengajar di depan kelas. Oke, menurutku itu terlalu mainstream. Semua pelamar pasti kepikiran seperti itu juga. Aku pun mengambil inisiatif, karena tempat les ini diperuntukkan anak-anak kecil yang terlewat dipikiranku adalah ibuku yang telaten mengajariku saat aku masih kecil. Bahkan aku masih inget bentakan sayangnya karna daya tangkapku yang bisa dibilang lambat daripada anak lain hahahah. Juga, aku adalah penggemar pertama dan kelas berat ibuku. Dengan percaya diri aku menggambar ibuku yang sedang mengajari aku yang masih kanak-kanak. Walaupun enggak sebagus gambar seperti tetangga sebelah, tapi aku tau dan yakin psikolog enggak menilai gambarnya bagus atau tidak. Tapi dari kepribadian dan juga lingkungan yang dituangkan di dalam gambar yang aku buat.

3. Menggambar pohon
Source: link
 Pohon ibarat mendeskripsikan kondisi keluarga. Akar diibaratkan seberapa dalam hubungan kita antara keluarga, buah mendeskripsikan seberapa harmonis hubungan dengan keluarga, bahkan detail ranting dan daun juga diperhitungkan. Saat itu, seperti biasa diberi kertas selembar lagi dengan aturan yang sama. Namun diisi dengan nama pohonnya aja dan pohon itu harus berakar tunggang. Aku pun menggambar pohon mangga dengan akar tunggang yang menancap dalam sampai mendekati ujung kertas, ranting dan daun yang lumayan mendetail hingga mendekati atas kiri kanan ujung kertas dan banyak buah mangga yang siap dipetik. Sehingga gambarku terkesan full dan juga mendeskripsikan hubungan keluarga yang positif.

4. Tes logika
Source: link
Dari berbagai macam tes psikologi yang pernah aku temui, yang paling menyebalkan ya tes logika. Ketika aku harus bertemu dengan deret angka lagi. Kali ini, selain tes deret angka, ada tes sinonim bahasa Indonesia dan Inggris. Awalnya sih mudah tapi makin kebelakang makin susah. Hanya 20 menit waktu diberikan untuk mengerjakan 50 soal tes logika. Dan diisi semampunya aja. Dari 50 soal, sekitar 25 soal aku bisa jawab. Duh kalo ini enggak tau deh ya lolos apa engga wkwk.

5. Wawancara
Source: link
Wawancara kali ini menurutku lucu. Ketika sang pelamar yang harusnya banyak ngomong dan show off kemampuan retorika kita, tapi ini pewawancaranya yang lebih banyak ngomongnya. Wah, aku malah bersyukur jadi enggak grogi hehe. Dan tanpa aku ngomong Korea satu kata pun, dia malah ngomongin pemilik pemuda tampan yang memiliki tempat les ini yang mampir beberapa bulan sekali, dan dia recommend kalau bisa bahasa Korea. Duh mbak, aku cuma bisa ngomong anyyeonghaseyo doang dan lagipula udah kaga bisa ngeliat orang yang lebih tampan selain .... (isi sendiri haha) Menurutku, HRD adalah orang ter-php yang pernah kutemui, kadang juga SKSD. Wajarlah ya, soalnya mereka membawa nama perusahaan dan ingin memberikan kesan positif untuk perusahaan.

Karena ini lamaran kedua, enggak se-grogi yang dulu dan lebih percaya diri juga nyaman dengan diri sendiri. Mungkin karna lebih relax, Alhamdulillah aku dapat kesempatan untuk practical training yeay! Cerita practical training akan berlanjut di posting selanjutnya. Stay tune gaes!
Share:

Jumat, 09 Februari 2018

Lampung: Tanah Sumatera Rasa Jawa

Liburan kali ini adalah hadiah setahun lebih perjuanganku menyelesaikan skripsi. Alhamdulillah, walaupun butuh sebulan menunggunya karena menghindari ramainya liburan tahun baru. Aku dan temanku pergi ke tanah Lampung, Sumatera Selatan. Yup, tujuan wisata kali ini full main air laut yang kalau kena di hidung dan mata pedih, tapi tak sepedih cerita cinta kita wkwk. Awalnya kami sebenernya ingin ke Belitung, tapi sayang oh sayang uangku habis kebeli baju wisuda dan segala macem hahahah. Sempet, temenku kecewa enggak jadi ke Belitung, tapi akhirnya dia bahagia juga (Yaiyalah trip kali ini pemandangannya bagus banget). Yup, kami ke jalan-jalan ke Pulau Pahawang, tapiii ternyata enggak cuma Pulau Pahawang aja sih, juga Pulau Pahawang Kecil dan Pulau Kelagian. Okay gaes, tetep simak cerita selanjutnya dibawah ya.

Source: Pribadi
 DAY 1
Hari pertama adalah hari penuh perjuangan. Sekitar jam 07.30 kami berangkat naik Bus Primajasa jurusan Merak. Selama hampir 4 jam kami duduk manis di bus itu diselingi dengan para pengamen yang berbeda-beda dan juga asongan. Lebih parahnya lagi adalah jalanan macet karena malem Jum'at. Dari semua hal yang enggak aku suka naik bus atau mobil adalah macet, enggak bisa nyalip kayak naik motor (emangnya Rossi apa? wkwk). Dengan modal 30 ribu sekali jalan, kami diberi fasilitas bus AC yang nyaman. Karena AC-nya terlalu dingin, bodohnya diriku lupa membawa jaket. Ingetnya aku adalah biasanya cuaca di pulau kecil lebih panas seperti di Pulau Tidung, tapi aku lupa perjalanan malam yang dingin menembus kulitku. Aishh menyebalkan, rasanya dingin tanpa kehangatannya (jaket maksudnya). Jam 11.30 malam, kami sampai di depan pelabuhan Merak dan suasana pelabuhan rame gaes. Pusing liat bis parkir sembarangan di tepi jalan. Kami berdua berkumpul lebih dulu di depan Alfaexpress, menemui tour guide kita: Mas Koko (Sempet chat, manggil nama dia aja, aku kira dia ada keturunan Chinese karena Koko dalam bahasa Mandarin-Indonesia adalah kakak laki-laki. Eh enggak taunya dia orang Indonesia tulen, duh).
 
Setelah berkumpul dan berdoa. kami pun masuk ke pelabuhan Merak. Karena aku pakai jasa trip paket, aku enggak tau berapa harga tiket kapalnya. Saat aku melewati loket, harganya 15 ribu dewasa dan 5 ribu anak. Lucunya, saat aku memasuki kapal Ferry, dikenakan biaya tambahan sebesar 10 - 20 ribu jika mau duduk dengan kursi nyaman atau lesehan. Karena kami berdua terlalu lelah di jalan dan kurang tidur, kami menyewa kamar dengan 2 tempat tidur seharga 100 ribu yang lumayan buat mejemin mata. Tempatnya kecil kayak di film Titanic dengan dinding Vintage dan juga lukisan-lukisan bunga yang mempercantiknya. Daaan disini lagi-lagi aku harus bertarung melawan dingin! AC-nya lebih parah daripada di bus. Untung di dalam kamar ada selimut, badanku bersembunyi dibalik selimut haha. Dengan segala kenorakan kami di dalam kapal Ferry, dimulai dengan suara jangkar yang ditarik tepat di depan kamar kami dan juga goyangan kapalnya. Akhirnya kami pun tertidur sepanjang perjalanan di kapal selama hampir 3 jam.

DAY 2
Tiba-tiba aku membuka kedua mataku. Jam berapa ini? Kok kapalnya berhenti bergoyang? Jangan bilang pelabuhan Bakauheni kelewat karena ketiduran. Aku langsung cek jam di hpku, waktu menunjukkan jam sekitar 2.45 Harap-harap cemas semoga enggak terlewat. Kulihat temanku masih tertidur nyeyak. Tak lama suara pintu di ketuk. Staff kapal memberitahu kita bahwa kapal sudah sampai di Pelabuhan Bakauheni. Alhamdulillah, enggak kelewat wkwk. Eitt, sebelum meninggalkan kapal, foto dikit boleh lah haha.
Di kapal Fery               Source: Pribadi
Taadaaa! Selamat datang di Pulau Sumatera. Kami pun di sambut meriah dengan hujan deras yang cuma lewat. Kami pun masuk ke bus mini travel menuju ke Dermaga Ketapang. Perjalanan memakan waktu sekitar 5 jam, rasanya nyaris seperti pulang kampung. Sampai di Dermaga Ketapang, kami sarapan nasi uduk terlebih dahulu, lalu mengambil alat snokeling dan kaki katak. Kami pun berangkat naik kapal kayu menuju spot snorkeling Tanjung Putus, Didalam laut sana, ada tulisan Selamat Datang ditemani dengan ikan-ikan garis-garis biru kecil yang mirip di Pulau Tidung. Sayang, kondisi tubuhku enggak fit hari itu karena angin malam dan kurang tidur juga. Aku pun kembali ke perahu, dan apa yang aku khawatirkan terjadi juga yaitu mabuk laut untuk pertama kalinya. Rasanya pengen cepet-cepet ke homestay hahah, payah. Gara-gara mabuk laut, aku melewatkan sesi foto underwater disana, sedih.

Dermaga Ketapang             Source: Pribadi
Spot Snorkeling              Source :Pribadi
Next, kami pun ke homestay yang bertempat di Pulau Pahawang Besar. Disana orangnya ramah-ramah dan terasa sekali saling gotong royongnya. Yang bikin aku takjub adalah sepertinya daerah Lampung, membuat produksi air mineral sendiri dan enggak kalah segarnya dengan produk *qua. Juga, pasokan listrik mereka memakai mesin diesel. Wah, mereka mandiri ya! 

Waktu istirahat hanya beberapa jam. Bukannya tidur sebentar, temanku mlah ngajak keluar, foto-foto di bibir pantai. Benar-benar temanku yang satu ini energinya enggak habis-habis. Akupun pasrah sajalah, toh disini cuma 2 hari harus bisa mengabadikan momen sebanyak-banyaknya. 

Pantai di Pulau Pahawang Besar            Source: Pribadi

Pantai di Pulau Pahawang Besar                Source:Pribadi
 Dan selanjutnya kami ke Rumah Nemo. Semangat 45, aku kembali snorkeling! Kali ini badanku bisa diajak kompromi haha. Dengan bantuan guide, aku ditarik masuk dibawah laut agak dalam untuk sesi foto bersama Nemo. Hanya beberapa detik aku bisa bertahan nafas, karena tak terbiasa. Seperti ada tekanan di dalam kepalaku. Setelah selesai foto underwater, kami pun berkeliling mengitari rumah Nemo. Disana aku bisa melihat terumbu karang yang disusun dengan rapi seperti sawah, ada juga rumah nemo yang persis seperti di film Finding Nemo. Bahkan temanku melihat ada Dorry. Duh semoga aku masuk dalam film Finding Nemo kali ini wkwk. Sayangnya, saat berbagai macam ikan berkumpul di satu spot, kacamataku terlalu buram karena embun plus mata minusku. Aku cuma bisa lihat segerombolan ikan mondar-mandir di depanku dan itu keren.
Snorkeling di Rumah Nemo            Source: Pribadi
Setelah puas snorkeling, kami pun ke Pulau Pahawang Kecil dan Oh My God! Pasir Putihnya halus banget, ini mirip dengan Pantai Pandawa, Bali. Bagusnya lagi, laut seperti terbelah menjadi dua, membentuk jalan dari pulau satu ke pulau lainnya. Kami pun menikmati mengabadikannya dengan foto-foto. Ada hal yang menarik disni, yaitu ada dua kepiting warnanya berkilau mirip sekali dengan pasir putih dan mereka saling bertindihan. Kami pun berteriak karena dekat dengan kaki kami, kepitingnya pun langsung bubar dan bersembunyi di timbunan pasir putih wkwk.
Pahawang Kecil        Source: Pribadi
Pas Maghrib, kami pun kembali ke homestay. Yang lain pada barbque-an cuma aku dan temanku yang tidur dari isya sampai esoknya. Teman-teman travel lainnya enggak tega membangunkan kami karena kami tertidur nyenyak haha. Seneng banget teman-teman travel kami sangat baik-baik, ramah, dan saling bantu, bahagianya kami terlihat paling muda disini hehe.

DAY 3
Sekitar jam 4.30 pagi kami sholat dan mandi, ingin mengejar sunrise. Sayang sekali, cuaca mendung jadinya enggak begitu kelihatan. Setelah puas foto-foto, kami kembali ke homestay untuk sarapan dan packing bawaan kami. Ternyataaa,, bawaannya tambah berat karena pakaian kemarin belum terlalu kering. Tambah kuruslah ni badan wkwk.

Perjalanan pulang lagi-lagi diantar dengan kapal kayu. Sebelum sampai ke Dermaga Ketapang, kami mampir ke Cukuh Bedil, tempat dimana candi-candi terletah dibawah laut. Namun sayang, terlalu banyak ubur-ubur disana sehingga kami lanjut ke Gosong Bekri dimana banyak terumbu kerang disana. Tapiiii, kami enggak ikutan snorkeling disana karena persiapan untuk perjalanan yang panjang wkwk. Next, wisata terakhir kami: Pulau Kelagian Kecil. Ini adalah pulau dan pantai tercantik yang pernah kukunjungi. Variasi warna putih pasirnya, biru muda dan biru tua sangat pas dan dikelilingi bukit-bukit gunung tinggi disekitarnya. Pemandangan yang luar biasa, aku makin jatuh cinta dengan Indonesia karna keindahan alamnya.
Pantai diPulau Kelagian                       Source: Pribadi
 Finally, kami pun kembali melanjutkan ke Dermaga Ketapang dan pulang ke Jakarta. Hmm, bagus sih dan seru tapiii kurang lama! Yahh, namanya juga anak muda yang penasaran tentang banyak hal, mau lelah kayak apapun pasti enggak kerasa, eh ujung-ujungnya badan berasa remuk wkwk. But, it's worth it loh! Nambah pengalaman.  Sayangnya di Pulau Pahawang, aku enggak bisa mencoba masakan udang atau cumi laut khas sana karena memang enggak tersedia disana. Aku harus mampir ke Bandar Lampung yang enggak mungkin karna aku pakai jasa travel. Yasudahlah, tak apa mungkin lain kali kalau ada kesempatan lagi.

Saat perjalanan pulang, aku baru tersadar. Ternyata pulau Sumatera benar-benar dipenuhi dengan bukit-bukit tinggi di saat perjalanan ke Pelabuhan Bakauheni. Bahkan di samping tebing, ada lautnya. Berbeda sekali dengan jalan utara pulau Jawa yang rata-rata lebih landai dan bukitnya tak sebanyak di Sumatera. Jika di Pulau Bali terasa kental sekali budaya dan agamanya, kalau di Pulau Sumatera terasa sekali orang Jawa atau Sundanya. Aku pernah membaca satu artikel tentang Lampung yang kukira ada di Kalimantan (wkwk), bahwa Lampung kehilangan identitasnya dimana orang Jawa lebih banyak tinggal di Lampung ketimbang warga aslinya. Layaknya seperti Jakarta yang kehilangan Betawinya. Padahal aku penasaran bentuk rupa mereka seperti apa? Putih ga ya kulitnya? dan bahasanya seperti apa? Bagaimana dengan masakannya? Wah sayang sekali, untuk soal budaya disana kurang dapet ya. 

Okay, sampai disini cerita travellingku. Semoga, next time bisa lanjutin lagi dengan cerita seru lainnya yang tentu dengan tempat berbedaa. Yeah, aku harap aku bisa menemui pantai, laut dan pulau kecil lagi. Aku suka travelling di laut karna udang dan cumi-cumi tinggal disana wkwk. Dan semakin sering aku mengunjungi berbagai pulau, semakin aku suka dengan Indonesia yang keindahan alamnya semakin mempesona.
Share:

Followers

Search This Blog

Embun yang Dingin / Lautan Cinta

  Berikut ada 14 bagian masa-masa Lay Zhang bersama EXO: Panas yang Hebat / Pertama kalinya aku diatas panggung Akhir dari Panas / Api Embun...

Daily Blogger Pro Review Competition

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.